Tampilkan postingan dengan label Cerita Hanan. Tampilkan semua postingan

Begini Cara Ku Mengatasi Pilek Tanpa Demam Pada Bayi



Beberapa waktu lalu, Hanan mengalami pilek. Sepertinya faktor daya tahan tubuh Hanan yang menurun dan nggak siap menghadapi perubahan cuaca.


Beruntungnya, pilek Hanan saat itu nggak disertai demam dan batuk. Cuma flu tok dengan hidung meler saja. Hanan nggak rewel dan masih mau nen. Hanya saja saat hidungnya mampet, dia panik dan marah-marah juga. Huhu.

Cara Mengatasi Pilek Tanpa Demam Pada Anak

Karena pileknya nggak disertai demam dan batuk, aku nggak memberikan obat apa-apa untuk Hanan. Sebisa mungkin ikhtiar meminimalisir penggunaan obat-obatan. Beberapa treatment yang aku lakukan ke Hanan saat pilek tanpa batuk dan demam antara lain: 

  1. Nebulizer / beruap

Opsi pertama yang ku lakukan jika Hanan pilek adalah dengan nebulizer biar hidungnya nggak mampet. Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat cair menjadi uap. Biasanya diletakkan langsung ke hidung untuk dihirup uapnya.


Bayi menggunakan nebulizer 

Opsi lain jika nggak ada nebulizer, aku pakai metode beruap dengan air panas yang ditetesi minyak kayu putih untuk Hanan hirup diatasnya. Ini beneran ampuh dan low budget. Aku juga baru-baru ini mempraktekkannya dan cocok.

  1. Berjemur di bawah sinar matahari

Kalau terik matahari sedang bersahabat, aku nggak melewatkan waktu untuk berjemur. Ikhtiar menggunakan kekuatan alam hihihi. Biasanya baju Hanan ku lepas agar sinar matahari bisa langsung ke kulit Hanan. Nggak perlu lama, cukup sekitar 10 menit.

  1. Lebih sering menyusui

Hanan pilek tapi masih mau nen, lebih ringan langkah emak dalam membersamai Hanan yang lagi sakit. Proses penyembuhan Hanan yang sakit memang lebih cepat jika Hanan sering disusukan. Selain itu ASI juga bisa membantu mencukupi kebutuhan cairan Hanan.

  1. Mengoleskan essential oil khusus bayi

Dari awal aku biasa pakai Cessa, tapi baru-baru ini aku lagi coba merk Moell. Moell wanginya lebih light dan soft menurut ku. Keduanya berpengaruh juga untuk meringankan pilek Hanan. Pastikan gunakan sesuai anjuran pemakaian dan jangan berlebihan. Khawatir berefek ke kulit bayi yang masih sensitif.

  1. Menyalakan humidifier 

Saat tidur, bisa jadi waktu yang tepat untuk mempercepat proses penyembuhan Hanan. Salah satunya dengan menyalakan humidifier yang sudah diteteskan essential oil ini. Manfaat humidifier saat sudah punya bayi ini sudah pernah aku bahas disini. Kalian yang masih bingung mau beli humdifier apa juga bisa membaca rekomendasi ku disini.

PURE Inhalant Decongestant Oil, Melegakan Pernafasan Hanan

Bersamaan dengan treatment yang aku lakukan, aku terbantu sekali dengan adanya PURE Inhalant Decongestant Oil ini. Bukan endorse, tapi aku merasa produk ini bermanfaat makanya pengen berbagi. Siapa tahu para Moms ada yang merasakan hal serupa.


PURE Inhalant Decongestant Oil ini bukan essential oil yang dioleskan ke tubuh anak ya. Penggunaannya bisa dibantu dengan humidifier atau dioles ke sapu tangan dan diletakkan dekat bayi. Tujuannya supaya aromanya terhirup langsung ke hidung bayi. Prinsipnya kurang lebih seperti nebulizer, tapi ini versi lebih praktisnya.



Sebab lebih praktis ini makanya aku nggak segan untuk membeli. Harganya lumayan tapi masih worth it karena bisa bermanfaat banyak saat anak pilek.

Untuk Hanan sendiri, Alhamdulillah.. pileknya bisa sembuh tanpa minum obat setelah aku menerapkan treatment diatas. Terutama menggunakan PURE ini, tidurnya jadi lebih nyenyak. Tidur yang cukup dan berkualitas membuat proses penyembuhan jadi lebih cepat.

Hanan is Turning One

 


Tepat tanggal 23 Juni tadi, Hanan menginjak usia 1 tahun. Nggak berasa banget. Rasanya baru kemarin cerita momen lahiran anak pertama, sekarang cerita tentang momen tumbuh kembangnya selama satu tahun. Hidup memang sesingkat itu.


Selama satu tahun ini ada banyak sekali cerita yang sudah kami lalui. Senang, sedih, galau, bingung, yaampun kalau diingat jadi terharu. Ternyata bisa ya aku melewati ini semua. Supaya semakin manis untuk dikenang, aku akan menuliskannya disini.

Milestone Hanan

Selama enam bulan pertama, aku sedikit lupa apa saja tumbuh kembang yang terjadi. Salah sendiri sih, kenapa baru nulis beginian dirapel pas usia satu tahun. Banyak lupa, kan.


Jadi Hanan anak ASI full dbf selama enam bulan. Hanan setiap imunisasi selalu di puskesmas. Waktu imunisasi DPT pasti demam dan mogok nen. Aku sempat stres kalau Hanan menolak nen, tapi suami selalu menyemangati dan bilang untuk nggak menyerah. Akhirnya drama mogok nen hanya berlangsung sekitar 2-3 hari.


Seingat ku di usia 3 bulan Hanan sudah bisa mengangkat kepala dan tengkurap sendiri sesekali, ini berkat rutin latihan tummy time. Baru dari usia 4 bulan, Hanan aktif tengkurap sendiri.


Hanan mulai MPASI tepat di usia 6 bulan. Menu pertamanya, bubur saring nasi telur. Tentu saja nggak langsung lahap, lebih banyak dilepeh malah. Tapi nggak apa, namanya juga baru belajar. 


Selama 4 hari drama lepeh ini terus berlanjut dan baru di hari ke-5 Hanan mulai makan dengan lahap, meskipun hanya menghabiskan setengah porsinya. Cerita drama MPASI ini sudah pernah ku ceritakan disini.


Aku mengira drama GTM MPASI ini hanya berlangsung di awal belajar makan, nggak taunya sepanjang usia Hanan menuju 1 tahun. Drama GTM itu terus berlanjut, sesuai fase kenaikan tekstur. 


GTM paling parah dan membuat ku stres di usia 8 bulan sampai 10 bulan. Kesalahan ku sih, yang kurang melatih oromotornya sejak usia 6 bulan. Tapi masih belum terlambat untuk melatih oromotor.


Melatih oromotor bayi juga nggak berjalan mulus. Selalu ada saja tingkah bayi yang bikin greget. Misalnya biji mangga yang seharusnya diemut, sama Hanan malah dimainin ke lantai. Aku bantu pegangin, anaknya malah marah dan ngambek nggak mau ngemut lagi. Benar-benar deh.


Sekarang Hanan sudah makan sesuai menu keluarga. Masih disuapi. Kadang bisa kok dibiarkan makan sendiri, tapi kalau suasana hati ku sedang baik untuk ekstra beberes. Wkwkwk.


Aku lupa Hanan merangkak di usia berapa, yang pasti sampai saat ini gaya merangkaknya modelan dada nempel ke lantai. Bisa saja sih, dia pakai gaya merangkak pada umumnya, tapi pergerakannya lebih lambat. Beda hal kalau yang dada nempel ke lantai, aku pun terengah-engah kadang mengejar Hanan. Hihihi.


Sampai usia 1 tahun, Hanan masih belum bisa berjalan. Ia lagi sibuk belajar berdiri dengan merambat pada sesuatu yang kokoh.


Oh iya, Hanan tumbuh gigi pertama di usia enam bulan. Tepat saat akan memulai MPASI. Kalau kata ayahnya, Hanan ini disiplin, selalu sesuai timeline. Melahirkan Hanan saja tanggalnya sesuai HPL.

Ketika Hanan Sakit.

Sepanjang satu tahun perjalanan, Hanan sudah beberapa kali sakit. Nggak sering juga. Biasanya sakit demam setelah imunisasi dan tumbuh gigi.


Namun saat usia 11 bulan tadi, Hanan batuk pilek. Tepatnya pertengahan Mei tadi, Hanan tertular bapil dari orang lain. Aku sempat stres sebab baru pertama kali menghadapi Hanan yang sakit diluar demam. Separah-parahnya demam, paling cuma mogok nen. Lah ini, rewel dan mogok segalanya

Nggak mau makan, minum, nen apalagi. Hanan ini tipe bayi yang harus banget rebahan kalo nen. Prinsipnya nggak rebahan, nggak nen. Tapi gimana mau nen kalau hidungnya aja mampet pas rebahan. Rewelnya nggak ketulungan.


Saat itu Hanan benar-benar nggak mau sama siapapun, sama Ayahnya pun nggak mau. Maunya nempel aja sama aku. Aku mau mandi aja ditangisin. Awalnya senang sih jadi one and only-nya Hanan, tapi lama-lama pusing juga mendengar tangisan bayi tepat di telinga.


Pernah satu waktu, Hanan terbangun tengah malam. Mana Ayahnya sedang bekerja shift malam. Hanan langsung menangis, aku pun langsung bangun dalam keadaan setengah sadar. Nangisnya nggak berhenti. Aku pukung (diayun ala orang banjar) pun Hanan masih tetap menangis. Bayangin stresnya gimana. Mana kurang tidur, sendirian di rumah, tengah malam pula.


Karena bingung mau ngapain lagi, aku videocall ayahnya. Perhatian Hanan teralihkan, tangisnya pun mereda, kemudian berangsur tenang dan tertidur. Memang selama sakit, tidur Hanan nggak nyenyak. Satu malam itu pasti ada 2-3 kali terbangun.


Tapi ada satu momen yang bikin melting, sebab Hanan maunya nempel sama aku terus. Jadilah aku pangku sambil aku tetap sibuk menyiapkan lauk makan. Eh ternyata Hanan ketiduran dong, padahal cuma dipangku yang posisinya kayak memeluk. 


Huhu, ternyata Hanan juga ngantuk sekali karena kurang tidur. Sama kayak aku. Tapi tubuhnya nggak enak dan yang bikin dia nyaman ya pelukan emaknya.


Benar-benar momen Hanan sakit yang nggak terlupakan, sekaligus memberi banyak pelajaran.


Batuk pilek sebenarnya sakit yang biasa aja bagi orang dewasa tapi nggak bagi bayi. Segala macam ikhtiar kami lakukan saat itu supaya Hanan lekas sembuh. Mulai dari dipijat, beli nasal spray, nebulizer 2x dan terapi sinar (ini alternatif berjemur dibawah sinar matahari, karena saat Hanan sakit cuacanya sering hujan dan mendung, agak sulit untuk berjemur).


Sampai akhirnya berobat ke puskesmas, karena demamnya datang lagi. Dan qadarullah, setelah minum obat, batuk pilek Hanan berangsur pulih.

Hanan Setelah Satu Tahun

Satu tahun Hanan hidup di dunia, tumbuh kembang Hanan sudah semakin bertambah. Hanan semakin aktif mengeksplor sana-sini. Apalagi sekarang lagi keranjingan belajar berdiri.


Durasi nennya juga berkurang, nggak selama dulu. Seiring dengan banyaknya kegiatan dan yang mengalihkan perhatian Hanan. Jujur aku sebenarnya senang sekaligus sedih. Senang karena sedikit lebih leluasa dalam beraktivitas sendiri, tapi juga sedih momen menyusui kami durasinya berkurang.


Melihat wajah Hanan saat menyusui membuat ku merasa dicintai dan dibutuhkan. Benar ya, menyusui itu nggak hanya proses memberi ASI. Tapi juga ada bonding yang intimate-nya nggak bisa ku deskripsikan. Rasanya kami bisa saling terkoneksi satu sama lain hanya dengan tatap-tatapan.


Ah, punya anak memang setiap harinya seperti penuh petualangan dan kejutan. Ada aja yang nggak terduga. Aku akan menikmati momen-momen ini sebelum kelak Hanan lebih sibuk dengan teman dan dunianya sendiri.